Batu Alamě Mbok Yuni

Jika saya mengatakan Banjarnegara tercinta ini adalah sebuah Kabupaten yang kaya akan hasil bumi, kira-kira sahabat percaya tidak? Mau tidak mau, sahabat harus percaya. Yaaaaa, meski ada beberapa orang yang mengklaim Banjarnegara adalah Kota Istirahat, Kota Pensiunan, Kota Sepi dll dll, tapi tidak untuk kali ini dan kali kali seterusnya. BANJARNEGARA ITU KAYA, tapi BUKAN KAYA akan HAL NEGATIF!

Kemarin (1/9), saya absen tidak berkebun. Saya bersama Adik dan dua teman saya mempunyai niat untuk jeng-jeng ke salah satu kecamatan di Banjarnegara. Kecamatan ini lumayan  jauh dari kota, ± 35 km dari pusat kota. Adalah Kecamatan Pejawaran. Sudah lama saya ingin ke Kecamatan ini, khususnya ke Desa Giritira. Awal mula, saya mendengar daerah ketika mengikuti Pesta Blogger Banjarnegara. Ada salah satu Bapak (maaf, lupa namanya) yang berdomisili Pejawaran menjelaskan tentang potensi daerahnya. Lebih tepatnya mempromosikan wisata alam yang dimiliki Desa tersebut. Ada beberapa Objek wisata berupa Curug yang masih jarang disinggahi atau dimanfaatkan untuk berwisata. Ada juga kekayaan hasil tambang berupa Batu Alam.

Sepatu Boots

Kaos Kakinya dobel. . .

Setelah kami berkunjung ke Curug, kami melangkah ke pinggiran tempat galian golongan C berupa Batu Alam, Batu Lempeng (masih di Desa Giritirta). Di sini saya bertemu dengan Mbok Yuni. Beliau beserta anak perempuannya kesehariannya bekerja di tempat penambangan Batu. Mereka dengan sekuat tenaga memilih bebatuan yang masih berserakan di sekitar galian, dimasukkan ke keranjang (tenggok), kemudian digendong ke jalan besar dan nantinya diangkut menggunakan mobil bak. Aktivitas ini dimulai dari pukul 08.00 WIB-16.00 WIB. Beliau masih mampu menggendong 50 kg batu tanpa bantuan siapapun. Kuat, kan? Dalam kondisi FIT Paling sedikit satu hari mampu menggendong 20 keranjang dengan jarak tempuh ± 200 meter (dari galian menuju jalan raya).

Pinggiran Batu Pecahan

Mbok Yuni. . .

Dalam kondisi sehat, per dua hari mereka (Mbok Yuni dan Anaknya) bisa mengumpulkan 11/2 rit atau kalau diuangkan Rp. 105.000,-. Berarti kalau perhari mereka bisa menghasilkan uang ± Rp. 52.000,-. Tanpa mengurangi rasa syukur (saya), jika dihitung-hitung penghasilan beliau lebih besar dari penghasilan seorang guru wiyata bhakti. :mrgreen: Tetapi, rasa punya rasa, saya tetap trenyuh melihat kerja kerasnya Mbok Yuni ini. Pertama, karena beliau adalah seorang perempuan. Kedua, beliau sudah sangat berumur (sepuh). Bisa dikira-kira kan? Seberapa kuat tenaga perempuan yang sudah sepuh, untuk angkat-angkat atau gendong (manggul)?. Niat, tekad dan keluarga lah yang menguatkan. Mellihat beliau mengangkat satu keranjang yang diletakan dipunggungnya saja saya was-was, kaki ini ikut gemeter.

Apakah ada yang berkomentar “Ah, biasa saja. Atau, wajarlah”. Jika ada, silakan merapat ke Galian C Desa Giritirta, Kecamatan Pejawan, Kabupaten Banjarnegara, Propinsi Jawa Tengah. Bersyukurlah, bersyukur bagi Anda yang mempunyai pekerjaan yang “tidak mengandalkan tenaga”, full tenaga. “Syukur syukur syukur. Syukuri ya, Dah”. Ini sebagai pengingat untuk saya pribadi. Bersyukur akan melahirkan pribadi dan kehidupan yang lebih baik, serta membuat jiwa menjadi tenang. ^_*

42 komentar

  1. heummm…sesepuh2 dulu memang hebat ya,sudah tua masih aja bekerja keras.untuk apalagi jika bukan untuk kelangsungan hidup…. 😀

    1. Patut ditiruuuu ya, Mba. . .:)

  2. luar biasa memang orang2 jawa, kuat2 ya Idahh..

    harus bnyk bersyukur.. ! 🙂

    1. Terus berusaha untuk bersyukuuur. . 🙂

  3. Saya pernah melakukan perjalanan ke banjarnegara, di pinggir jalan entah di daerah mana saya melihat para wanita pemecah batu… mereka memecahnya dengan palu kecil. apa disitu ya…

    1. Ini di Pejawaran, Pak. . 🙂

      Masih ada beberapa titik galian batu lagi di Banjarnegara.

  4. Agfian Muntaha · · Balas

    Gak ikut festival Sedayu Mbak? Temen saya yang di Banjar heboh banget soal festival itu, hehe ^^

    1. Festival Sedayu atau Serayu, ya? 🙂

      1. Agfian Muntaha · · Balas

        Serayu mbak, typo, hehe *alesan*

        1. Ikut dong, Mas. .

          Belum saya posting. Biasanya sih saya post di idahceris.com. 🙂

  5. Gila,hebat banget..

    1. Benar, Erit. . .
      Salut, ya.. .

  6. hebat banget ya perempuan2 kuat ini. di medan aku juga sering liat ibu2 yang kerja di komplek2 perumahan yg lagi dibangun ngangkutin pasir, semen dll

    1. Jika pekerjaan itu di kita, kira2 kuat gak ya, Non? #ngaca. 🙂

  7. Kalo kita diusia seperti itu mungkin tidak sekuat Mbok Yuni #akibatkebanyakanmakanan ber-pengawet

    1. Aaah. .
      Oke, saya mau makanan yang sehat2 aja, Kang. :Biat tetap kuat. . . )

  8. mbok yuni kasihan sekali jatuh. Idah maaf aku baru bisa mampir lagi

    1. Sudah sehat kan, Mba?

  9. dadi kelingan “orang pinggiran’ di Trans7

    1. Emang pernah nampang di tipi. ..

  10. Tak kiro watune meh dicolong, ternyata nulungi pas meh tibo…

    1. Tapi gak mau ditulungi. . 🙂

  11. Pekerja keras, apalagi sudah sepuh. Semoga selalu diberi kesehatan.

    1. Aamiin. . .
      Terima Kasih sudah didoakan, Mas. . . 🙂

  12. yang perlu diperhatikan dari kerjaan seperti ini adalah kalau sakit (jangan sampe tapi ya) beberapa hari aja, pendapatannya akan terhenti, lain dengan pekerja kantoran yang dapet ijin, cuti dan banyak asuransi lainnya

    1. Benar, Mba. .
      Karena hanya mengadalkan tenaga saja ya. . . 🙂

  13. kerasnya kehidupan dihadapi dengan ketangguhan ya mbak. Salam

    1. Benar sekali, Bu. . . 🙂

  14. suka kasihan lihat orang sepuh masih kerja keras menguras tenaga seperti ini

    1. Tapi ada sedikit rasa bangga juga kan, bund?

  15. Iya bener..kita harus byk bersukur, mpok yuni dgn segala keterbatasan dia tdk mengeluh.. Hebat ya dia itu…

    1. Tangguh, Mba. .. 🙂

  16. Kita gk bilang kaya akan hal negatif kok mba

    1. Terima Kasih, Mba. Sungguh Terima Kasih. . 😉

  17. Sudah berumur harusnya istirahat menikmati hari tua 😦

    1. Namun kenyataanya masih ingin bekerja dan berkarya. .. 🙂

  18. luar biasa semangatnya, ya. Harus ditiru 🙂

    1. Iya, semangatnya patut dicontoh, Teh. . .:)

  19. […] belum tersentuh oleh pemerintah. Baik pemerintah daerah, maupun pemerintah pusat. Seperti potensi galian C yang sudah dieksploitasi, meski kepemilikannya masih perseorangan. Potensi lain yaitu pada sektor […]

  20. Luar biasa nenek ini ya..

  21. […] berjalan sampai menemukan para bapak dan ibu sedang asik memecah batu. Tidak lama kemudian kami menjumpai tempat parkir motor yang tidak ada penjaganya. Tanpa tukang […]

Tinggalkan Balasan ke Idah Ceris Batalkan balasan