Ambegan Kesasar

Ambegan Kesasar ini bahasa mBinjar mbanget. Senada dan seirama dengan “jika hendak memulai berpetualang, tapi ternyata salah arah atau salah jalan. Bukan berarti tersesat, cuma salah jalan saja. Dan, nantinya akan menemukan jalan yang benar”. Ahahaha. Pasti Anda maksyuuud. 😛

Baru pertama kali saya merasakan salah nafas ini. Dua hari yang lalu, setelah jama’ah Ashar, saya kembali memakai sepatu, kan?. Setelah itu, langsung berdiri. Pas tarik nafas dikit, koq dadanya cengkring-cengkring. Padahal masih muda, ya. Ahahaha. Gak lama, sih, cuma beberapa detik saja. Sesampainya di rumah, langsung ndongeng sama Ibu. Kata Ibu sih gak apa-apa, tapi Bapak nyaranin untuk diperiksa ke Dokter.

Berlebihan ah. Kesasarnya aja bentar dowang. Ahahaha. Tapi, pas malamnya mau tidur koq jadi kepikiran gitu. Rada takut juga. Hihihi. Akhirnya, disarankan Ibu untuk pijet refleksi saja, karena saya gak mau ke Dokter.

Malam ini adalah ke dua kalinya saya pijet refleksi. Pijet di rumah Pak bowo, tetangga desa. Gak jauh dari rumah. Yang dipijet tuh cuma kakinya saja, gak sama badannya. Tapi, saya merasakan efeknya sampai ke badan-badan, kerasa banget.

Pas pijet pertama, katanya lambung saya sedikit bermasalah. Bukan karena telat makan, tapi karena sering salah konsumsi makanan. Dan, karena sering kecapean, saya diminta jangan terlalu sering makan yang bercitarasa pedas. Woow, paling susah. Kalau nafas yang cengkring-cengkring, katanya karena efek dari sering di depan komputer, tapi olahraganya kurang. Seminggu sekali dowangs. Jalannya juga jarang.

Nah, kali ini sambil nonton the terong show, saya sedang di pijet lagi. Meski Ambegan udah gak kesasar, tapi tetap pijet refleksi. Satu atau dua kali lagi. Met malam minggu ya, Teman-Teman.

Tag: Ambegan Kesasar